Senin, 01 Juni 2020

Ribut Laksmi di pameran buku Frankfurt

Reporter : Laurencius Simanjuntak
Merdeka.com 25 Juni 2015

Dunia sastra Indonesia kembali bergolak. Belum reda betul polemik akibat nama konsultan politik Denny JA masuk dalam buku “33 Tokoh Sastra Indonesia Paling Berpengaruh”, kini para sastrawan ribut soal Frankfurt Book Fair 2015.

Pada pameran buku tahunan terbesar dunia yang dihelat 13-18 Oktober mendatang itu, Indonesia memang ditunjuk sebagai tamu kehormatan (guest of honour).

Nah, polemik muncul karena ada tuduhan bahwa Komite Nasional Indonesia untuk Frankfurt Book Fair (FBF) 2015, yang diketuai Goenawan Mohamad (GM), mempunyai skenario khusus memunculkan dua penulis yang dijadikan bintang utama dalam pameran di negara bagian Hessen, Jerman, itu.

Dua penulis itu, Laksmi Pamuntjak dan Leila S Chudori, sastrawan yang memang dikenal dekat dengan GM. Laksmi, merupakan penejermah sejumlah kumpulan puisi GM. Sementara Leila adalah rekan sekaligus bekas anak buah sang budayawan sewaktu masih menjadi pemimpin redaksi di sebuah media besar.

Tuduhan muncul pertama kali dari Linda Christanty lewat dinding akun Facebook-nya. Ialah pemberitaan di situs DW Indonesia pada 23 Juni 2015 yang membuat pemenang Khatulistiwa Literary Award 2004 itu mencium aroma skenario “bintang utama” tersebut.

Dalam berita di media Jerman versi bahasa Indonesia itu tertulis, “Dari 13-18 Oktober Indonesia akan tampil di Frankfurt sebagai Tamu Kehormatan. Yang cukup mengejutkan, kebanyakan yang memaksa Indonesia berhadapan dengan sejarah gelapnya adalah penulis perempuan.”

Linda menyatakan, fenomena atau kecenderungan penulis perempuan menulis tentang tema 1965 tidak ada sama sekali. Menurutnya, penulis Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, mengisahkan peristiwa tersebut dalam karya-karya mereka sejak masa Soeharto sampai hari ini.

“Itu (kecenderungan penulis perempuan) kebohongan yang luar biasa,” tulis Linda di dinding akun Facebook-nya, Rabu (23/6).

Linda memaparkan, penulisan dan penerbitan karya fiksi yang mengisahkan peristiwa 1965 bahkan telah dimulai tidak lama setelah Soeharto berkuasa. Sebut saja Noorca M Massardi dengan novel “September”, Umar Kayam dengan cerpen “Sri Sumarah dan Bawuk” dan Ahmad Tohari dengan trilogi novel “Ronggeng Dukuh Paruk”.

Linda mencurigai, pengarahan tema 1965 hanya demi mengangkat nama Laksmi dan Leila, yang masing-masing merupakan penulis novel “Amba” (2012) dan “Pulang” (2014). Kedua karya fiksi itu memang bertema 1965.

Sastrawan AS Laksana juga mencium pengarahan tema 1965 demi memunculkan bintang utama tersebut. Padahal, tema yang diusung Indonesia sebagai tamu kehormatan itu “17.000 Islands of Imagination”.

“Alih-alih memperkenalkan keberagaman tema karya sastra Indonesia atau mempromosikan imajinasi dari 17.000 pulau, panitia Indonesia justru menyempitkan imajinasi dan menyelewengkannya ke peristiwa 1965 sebagai tema utama bayangan,” kata A.S. Laksana juga dalam dinding akun Facebook-nya, kemarin.

Ketika pembicaraan tentang 1965 menguat, ujar Sulak, sapaan akrab Laksana, tentu saja akan tampak masuk akal untuk mengedepankan Laksmi Pamuntjak. “Ia menulis novel 'Amba' yang bertema 1965. Masuk akal? Tidak!” tulisnya.

Namun bagi Sulak, nama Leila cuma figuran seperti Ahmad Tohari yang juga dihadirkan karena trilogi “Ronggeng Dukuh Paruk” mengangkat tema 1965. “Tetapi Laksmi Pamuntjak yang diarak sebagai bintang utama,” ujar tokoh sastra pilihan Tempo 2013 itu.

Ribut-ribut soal Laksmi dalam pameran buku Frankfurt ini pun terus meluas di kalangan publik sastra, khususnya lewat diskusi di media sosial. [ren]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aang Fatihul Islam Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Adam Roberts Adelbert von Chamisso Adreas Anggit W. Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus R. Sarjono Ahmad Farid Yahya Ahmad Yulden Erwin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Albert Camus Albrecht Goes Alexander Pushkin Alit S. Rini Amien Kamil Amy Lowell Andra Nur Oktaviani André Chénier Andy Warhol Angela Angela Dewi Angrok Anindita S. Thayf Anton Bruckner Anton Kurnia Anwar Holid Arif Saifudin Yudistira Arthur Rimbaud Arti Bumi Intaran AS Laksana Asep Sambodja Awalludin GD Mualif Axel Grube Bambang Kariyawan Ys Basoeki Abdullah Beethoven Ben Okri Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Berto Tukan BI Purwantari Birgit Lattenkamp Blaise Cendrars Book Cover Brunel University London Budi Darma Buku Kritik Sastra C.C. Berg Candra Kurnia Cecep Syamsul Hari Chairil Anwar Chamim Kohari Charles Baudelaire Claude Debussy Cristina Lambert D. Zawawi Imron Damhuri Muhammad Dana Gioia Daniel Paranamesa Dante Alighieri Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Dareen Tatour Darju Prasetya Darwin Dea Anugrah Denny Mizhar Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Dwi Cipta Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Edgar Allan Poe Eka Budianta Eka Kurniawan Emha Ainun Nadjib Emily Dickinson Enda Menzies Endorsement Ernest Hemingway Erwin Setia Essay Evan Ys Fahmi Faqih Fatah Anshori Fazabinal Alim Feby Indirani François Villon François-Marie Arouet (Voltaire) Frankfurt Book Fair 2015 Franz Kafka Franz Schubert Franz Wisner Frederick Delius Friedrich Nietzsche Friedrich Schiller Fritz Senn FX Rudy Gunawan G. J. Resink Gabriel García Márquez Gabriela Mistral Gerson Poyk Goenawan Mohamad Goethe Hamid Dabashi Hardi Hamzah Hasan Junus Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier Henry Lawson Hera Khaerani Hermann Hesse Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ignas Kleden Igor Stravinsky Imam Nawawi Indra Tjahyadi Inspiring Writer Interview Iskandar Noe Jakob Sumardjo Jalaluddin Rumi James Joyce Jean-Paul Sartre Jiero Cafe Johann Sebastian Bach Johannes Brahms John H. McGlynn John Keats José de Espronceda Jostein Gaarder Kamran Dikarma Katrin Bandel Khalil Gibran (1883-1931) Koesoema Affandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Koskow Kulya in the Niche of Philosophjy Laksmi Pamuntjak Laksmi Shitaresmi Lathifa Akmaliyah Laurencius Simanjuntak Leila S Chudori Leo Tolstoy Lontar Foundation Lorca Lord Byron Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lutfi Mardiansyah Luthfi Assyaukanie M. Yoesoef M.S. Arifin Mahmoud Darwish Mahmud Ali Jauhari Mahmudi Maman S. Mahayana Marco Polo Martin Aleida Mathori A Elwa Max Dauthendey Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Michael Kumpfmüller Michelangelo Milan Djordjevic Minamoto Yorimasa Modest Petrovich Mussorgsky Mozart Mpu Gandring Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mulla Shadra Nenden Lilis A Nikmah Sarjono Nikolai Andreyevich Rimsky-Korsakov Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Notes Novel Pekik Nunung Deni Puspitasari Nurel Javissyarqi Octavio Paz Orasi Budaya Orhan Pamuk Pablo Neruda Panos Ioannides Patricia Pawestri Paul Valéry Paul van Ostaijen PDS H.B. Jassin Penerbit SastraSewu Percy Bysshe Shelley Pierre de Ronsard Poems Poetry Pramoedya Ananta Toer Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Setia Pyotr Ilyich Tchaikovsky R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Radhar Panca Dahana Rainer Maria Rilke Rakai Lukman Rama Dira J Rambuana Read Ravel Rengga AP Resensi reviewer RF. Dhonna Richard Strauss Richard Wagner Ridha al Qadri Robert Desnos Robert Marcuse Ronny Agustinus Rosalía de Castro Ruth Martin S. Gunawan Sabine Müller Samsul Anam Santa Teresa Sapardi Djoko Damono Sara Teasdale Sasti Gotama Saut Situmorang Schreibinsel Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Short Story Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Solo Exhibition Rengga AP Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Stefan Zweig Stefanus P. Elu Subagio Sastrowardoyo Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri T.S. Eliot Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Thales The World Readers Award Tito Sianipar Tiya Hapitiawati To Take Delight Toeti Heraty Tunggul Ametung Ulysses Umar Junus Unknown Poet From Yugoslavia Usman Arrumy Utami Widowati Vladimir Nabokov W.S. Rendra Walter Savage Landor (1775-1864) Watercolour Paint Wawan Eko Yulianto Wawan Pinhole Welly Kuswanto Wildani Hefni William Blake William Butler Yeats Wizna Hidayati Umam World Letters X.J. Kennedy Yasraf Amir Piliang Yasunari Kawabata Yogas Ardiansyah Yona Primadesi Yuja Wang Yukio Mishima Z. Afif Zadie Smith Zeynita Gibbons