Senin, 01 Juni 2020

Disebut medioker, sastrawan ancam gugat Goenawan Mohamad dkk

Reporter : Laurencius Simanjuntak
Merdeka.com 7 Juli 2015

Kritik sejumlah wartawan bahwa ada persekongkolan memunculkan nama Laksmi Pamuntjak sebagai “bintang utama” Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 berbuntut panjang. Saling serang pun tak bisa terhindarkan.

Adalah Luthfi Assyaukanie, yang memantik emosi para sastrawan yang mengkritik. Cendekiawan yang ikut menjadi bagian Komite Nasional FBF di bawah komando Goenawan Mohamad ini menyebut para sastrawan pengkritik sebagai sastrawan medioker.

“Sulit menghilangkan kesan bahwa beberapa sastrawan yang mengkritik keras penyelenggaraan Frankfurt Book Fair sedang meratapi kemalangannya sebagai sastrawan medioker yang kalah bersaing dalam dunia kreatif,” kata Luthfi lewat akun Facebook-nya, dua pekan lalu.

“Sastrawan yang waras dan berpikiran positif tak akan berperilaku seperti itu, menjatuhkan rekannya sendiri di depan publik,” tulis Luthfi yang dikenal dekat dengan GM dan Salihara, komunitas asuhan sang budayawan.

Menurut Luthfi, sesungguhnya mereka sedang merendahkan diri mereka sendiri dan memperlihatkan karakter gelap dari dirinya.

“Kesusastraan adalah dunia keagungan dalam berbahasa dan bertutur-kata. Jika dalam hal ini saja mereka gagal, saya ragu mereka layak disebut sastrawan,” kata Luthfi yang banyak mengisi diskusi dengan tema Islam dan demokrasi di Jerman sebelum penyelenggaraan FBF Oktober mendatang.

Tampaknya postingan Luthfi ini diketahui oleh AS Laksana. Meski dalam kritiknya Luthfi tidak menyebut nama, Sulak -sapaan akrab Laksana- merasa tulisan itu ditujukan untuk dirinya. Sebab, bersama penulis Linda Christanty, Sulak memang yang paling awal mengkritik dan mencurigai adanya skenario memunculkan nama Laksmi lewat tema 1965.

Bagi Sulak, postingan Luthfi adalah, “respons kalap yang mengabaikan risiko dari apa yang ia ucapkan sendiri.”

Sulak mengakui yang mengkritik keras penyelenggaraan FBF adalah dia dan Linda. Namun, Sulak mengatakan mereka berdua juga dihubungi lewat telepon oleh panitia dan diberi tahu bahwa akan diberangkatkan ke Frankfurt.

“Dan diberi tahu akan mengisi beberapa forum di sana. Selain itu, kami juga boleh membuat acara sendiri,” kata Sulak juga lewat postingan di Facebook-nya pada 1 Juli lalu.

Atas sebutan medioker oleh Luthfi itu, kata Sulak, dia sebenarnya bisa menggugat panitia atas tindakan ceroboh mereka memilih dan menyiapkan forum di Frankfurt kepada para sastrawan yang mutunya pas-pasan dan kalah bersaing dalam dunia kreatif.

“Itu tindakan yang mempermalukan negara,” pungkas Sulak yang menjadi Tokoh Sastra Pilihan Tempo 2013 ini. [ren]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aang Fatihul Islam Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Adam Roberts Adelbert von Chamisso Adreas Anggit W. Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus R. Sarjono Ahmad Farid Yahya Ahmad Yulden Erwin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Albert Camus Albrecht Goes Alexander Pushkin Alit S. Rini Amien Kamil Amy Lowell Andra Nur Oktaviani André Chénier Andy Warhol Angela Angela Dewi Angrok Anindita S. Thayf Anton Bruckner Anton Kurnia Anwar Holid Arif Saifudin Yudistira Arthur Rimbaud Arti Bumi Intaran AS Laksana Asep Sambodja Awalludin GD Mualif Axel Grube Bambang Kariyawan Ys Basoeki Abdullah Beethoven Ben Okri Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Berto Tukan BI Purwantari Birgit Lattenkamp Blaise Cendrars Book Cover Brunel University London Budi Darma Buku Kritik Sastra C.C. Berg Candra Kurnia Cecep Syamsul Hari Chairil Anwar Chamim Kohari Charles Baudelaire Claude Debussy Cristina Lambert D. Zawawi Imron Damhuri Muhammad Dana Gioia Daniel Paranamesa Dante Alighieri Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Dareen Tatour Darju Prasetya Darwin Dea Anugrah Denny Mizhar Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Dwi Cipta Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Edgar Allan Poe Eka Budianta Eka Kurniawan Emha Ainun Nadjib Emily Dickinson Enda Menzies Endorsement Ernest Hemingway Erwin Setia Essay Evan Ys Fahmi Faqih Fatah Anshori Fazabinal Alim Feby Indirani François Villon François-Marie Arouet (Voltaire) Frankfurt Book Fair 2015 Franz Kafka Franz Schubert Franz Wisner Frederick Delius Friedrich Nietzsche Friedrich Schiller Fritz Senn FX Rudy Gunawan G. J. Resink Gabriel García Márquez Gabriela Mistral Gerson Poyk Goenawan Mohamad Goethe Hamid Dabashi Hardi Hamzah Hasan Junus Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier Henry Lawson Hera Khaerani Hermann Hesse Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ignas Kleden Igor Stravinsky Imam Nawawi Indra Tjahyadi Inspiring Writer Interview Iskandar Noe Jakob Sumardjo Jalaluddin Rumi James Joyce Jean-Paul Sartre Jiero Cafe Johann Sebastian Bach Johannes Brahms John H. McGlynn John Keats José de Espronceda Jostein Gaarder Kamran Dikarma Katrin Bandel Khalil Gibran (1883-1931) Koesoema Affandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Koskow Kulya in the Niche of Philosophjy Laksmi Pamuntjak Laksmi Shitaresmi Lathifa Akmaliyah Laurencius Simanjuntak Leila S Chudori Leo Tolstoy Lontar Foundation Lorca Lord Byron Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lutfi Mardiansyah Luthfi Assyaukanie M. Yoesoef M.S. Arifin Mahmoud Darwish Mahmud Ali Jauhari Mahmudi Maman S. Mahayana Marco Polo Martin Aleida Mathori A Elwa Max Dauthendey Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Michael Kumpfmüller Michelangelo Milan Djordjevic Minamoto Yorimasa Modest Petrovich Mussorgsky Mozart Mpu Gandring Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mulla Shadra Nenden Lilis A Nikmah Sarjono Nikolai Andreyevich Rimsky-Korsakov Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Notes Novel Pekik Nunung Deni Puspitasari Nurel Javissyarqi Octavio Paz Orasi Budaya Orhan Pamuk Pablo Neruda Panos Ioannides Patricia Pawestri Paul Valéry Paul van Ostaijen PDS H.B. Jassin Penerbit SastraSewu Percy Bysshe Shelley Pierre de Ronsard Poems Poetry Pramoedya Ananta Toer Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Setia Pyotr Ilyich Tchaikovsky R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Radhar Panca Dahana Rainer Maria Rilke Rakai Lukman Rama Dira J Rambuana Read Ravel Rengga AP Resensi reviewer RF. Dhonna Richard Strauss Richard Wagner Ridha al Qadri Robert Desnos Robert Marcuse Ronny Agustinus Rosalía de Castro Ruth Martin S. Gunawan Sabine Müller Samsul Anam Santa Teresa Sapardi Djoko Damono Sara Teasdale Sasti Gotama Saut Situmorang Schreibinsel Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Short Story Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Solo Exhibition Rengga AP Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Stefan Zweig Stefanus P. Elu Subagio Sastrowardoyo Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri T.S. Eliot Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Thales The World Readers Award Tito Sianipar Tiya Hapitiawati To Take Delight Toeti Heraty Tunggul Ametung Ulysses Umar Junus Unknown Poet From Yugoslavia Usman Arrumy Utami Widowati Vladimir Nabokov W.S. Rendra Walter Savage Landor (1775-1864) Watercolour Paint Wawan Eko Yulianto Wawan Pinhole Welly Kuswanto Wildani Hefni William Blake William Butler Yeats Wizna Hidayati Umam World Letters X.J. Kennedy Yasraf Amir Piliang Yasunari Kawabata Yogas Ardiansyah Yona Primadesi Yuja Wang Yukio Mishima Z. Afif Zadie Smith Zeynita Gibbons