Minggu, 05 September 2021

KEKUATAN NARASI-NARASI FRANZ KAFKA

Judul buku: Metamorfosa Samsa
Penulis: Franz Kafka
Penerjemah: Sigit Susanto
Penerbit: Baca
Cetakan: Tahun 2018
Tebal: 100 halaman
ISBN : 978-602-6486-19-6
Peresensi: Mahmudi
Radar Madura, 5 Agu 2018
 
Salah satu problem terbesar dalam membaca karya sastra adalah menyelami sisi gramatis-psikologis pengarang. Seorang pembaca membutuhkan seperangkat hermeneutika dalam usaha memahami karya sastra. Hal ini disebabkan karya sastra tidak seperti karya non-fiksi yang alur logikanya mudah ditebak. Kenyataan ini mendapatkan momentumnya ketika kita disuguhkan buku Metamorfosis Franz Kafka.
 
Dalam buku Metamorfosis-nya ini, pembaca dibuat bingung, kemana arah Kafka dalam pesan tulisannya. Tidak sedikit para pengkaji sastra dan peneliti melakukan kajian terhadap karya Kafka yang berjudul Metamorfosis ini, namun semuanya tidak mewakili pesan utuh apa yang hendak disampaikan Kafka. Yang terjadi adalah sebatas interpretasi-interpretasi. Dalam hal ini, Gustav Janouch menafsirkan sosok Gregor Samsa dalam novel ini sebagai Kafka itu sendiri karena ada kesamaan tempat, perihal orang, dan suasana pekerjaan. Gabriel Garcia Marquez, novelis pemenang nobel sastra, berpendapat Kafka adalah penulis yang tidak punya perencanaan yang baik. Jadi, setiap orang bisa menulis dengan gaya Kafka.
 
Dengan demikian, Kafka sebenarnya berhasil memantik pembaca untuk melakukan berbagai interpretasi terhadap karyanya. Inilah keunikannya yang tak dimiliki penulis-penulis lain. Kafka merupakan novelis yang hidup pada abad ke 19, dimana kehidupan urban sangat mempengaruhinya.
 
Berikut ini adalah sebagian interpretasi yang bisa kita peroleh dari Metamorfosis, yaitu bahwa setiap manusia terpenjara di dalam kehidupannya. Hal ini ditunjukkan Kafka dengan metamorfosa manusia (Samsa) menjadi binatang (Serangga) yang menjijikkan. Namun demikian, interpretasi tersebut akan melahirkan interpretasi-interpretasi berikutnya, karena tidak jelasnya pesan yang hendak disampaikan Kafka. Pembaca secara bebas boleh menafsirkan apa maksud Kafka dengan metamorfosis tersebut.
 
Di sisi lain, bisa jadi Kafka sebenarnya  hanya ingin berimajinasi tentang pribadinya sendiri. Tapi, pembaca umum menganggap itu sebuah karya yang fenomenal. Bahkan Kafka mengatakan bahwa draft tulisan metamorfosis ini jelek dan menakutkan. Sehingga tidak patut untuk dibaca (hlm. Viii).
 
Ada sebagian yang mengatakan Kafka dipengaruhi oleh psikonalisis Sigmund Freud tentang kompleksitas keluarga. Disitulah digambarkan sosok Gregor yang terkurung dalam tubuh serangga raksasa yang sulit berkomunikasi dengan lingkungan keluarganya sendiri.  
Dalam buku yang berjudul Truth and Method, Gadamer menggambarkan bahwa pemahaman manusia itu ditentukan oleh dirinya sendiri. Pemahaman berdiri sendiri di dalam subyek yang memahami. Pemahaman tidak bergantung kepada obyek. Setidaknya Kafka berada pada semangat Gadamerian ini. Ia menggelindingkan “bola” karyanya sehingga pembaca bebas menafsirkannya. Dalam perspektif Gadamer, penafsiran manusia itu bergerak melingkar. Tak ada kebenaran yang absolut di dalam memahami sesuatu.
 
Dalam interpretasi berikutnya, apa yang ingin disampaikan Kafka adalah jauh lebih filosofis. Akibatnya, pembaca dituntut untuk berpikir keras dalam memahaminya. Kita dapat menganalogikan serangga dengan manusia yang terkurung dalam alam semesta. Dengan demikian, Kafka telah mengembangkan filsafat dalam dunia sastra.
 
Kita juga diingatkan dengan karya Nietzsche. Dalam bukunya, Thus Spoke Zarathustra, Nietzsche mengumandangkan kematian Tuhan dan Kebebasan Manusia yang dikenal dengan Ubermensch (manusia super). Nietzsche memperbanyak metafora dalam karyanya tersebut. Demikian juga karya Kafka, mirip dengan apa yang telah ditulis oleh Nietzsche. Hanya saja, bila Thus Spoke Zarathustra terkesan optimistis, maka dalam Metamorfosis ini terkesan pesimistis.
 
Setelah menghatamkan novel singkat Kafka ini, kita mungkin sempat mengharap sebuah ending yang bagus dibalik kematian Gregor Samsa di kamarnya. Namun alih-alih mendapatkannya, Kafka malah menjebak pembaca dengan berbagai macam pertanyaan yang sepertinya tak kan berkesudahan. Inilah kekuatan narasi novel Kafka yang sesungguhnya. Sebuah novel yang menantang pembaca untuk merenungi makna filosofis yang terkandung di dalamnya.
***

http://sastra-indonesia.com/2021/09/kekuatan-narasi-narasi-franz-kafka/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.C. Andre Tanama Aang Fatihul Islam Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W. M. Adam Roberts Adelbert von Chamisso Adreas Anggit W. Aguk Irawan MN Agus B. Harianto Agus R. Sarjono Ahmad Farid Yahya Ahmad Yulden Erwin Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Albert Camus Albrecht Goes Alexander Pushkin Alit S. Rini Amien Kamil Amy Lowell Andra Nur Oktaviani André Chénier Andy Warhol Angela Angela Dewi Angrok Anindita S. Thayf Anton Bruckner Anton Kurnia Anwar Holid Arif Saifudin Yudistira Arthur Rimbaud Arti Bumi Intaran AS Laksana Asep Sambodja Awalludin GD Mualif Axel Grube Bambang Kariyawan Ys Basoeki Abdullah Beethoven Ben Okri Bernando J. Sujibto Berthold Damshäuser Berto Tukan BI Purwantari Birgit Lattenkamp Blaise Cendrars Book Cover Brunel University London Budi Darma Buku Kritik Sastra C.C. Berg Candra Kurnia Cecep Syamsul Hari Chairil Anwar Chamim Kohari Charles Baudelaire Claude Debussy Cristina Lambert D. Zawawi Imron Damhuri Muhammad Dana Gioia Daniel Paranamesa Dante Alighieri Dante Gabriel Rossetti (1828-1882) Dareen Tatour Darju Prasetya Darwin Dea Anugrah Denny Mizhar Diponegoro Djoko Pitono Djoko Saryono Dwi Cipta Dwi Kartika Rahayu Dwi Pranoto Edgar Allan Poe Eka Budianta Eka Kurniawan Emha Ainun Nadjib Emily Dickinson Enda Menzies Endorsement Ernest Hemingway Erwin Setia Essay Evan Ys Fahmi Faqih Fatah Anshori Fazabinal Alim Feby Indirani François Villon François-Marie Arouet (Voltaire) Frankfurt Book Fair 2015 Franz Kafka Franz Schubert Franz Wisner Frederick Delius Friedrich Nietzsche Friedrich Schiller Fritz Senn FX Rudy Gunawan G. J. Resink Gabriel García Márquez Gabriela Mistral Gerson Poyk Goenawan Mohamad Goethe Hamid Dabashi Hardi Hamzah Hasan Junus Hazrat Inayat Khan Henri de Régnier Henry Lawson Hera Khaerani Hermann Hesse Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ignas Kleden Igor Stravinsky Imam Nawawi Indra Tjahyadi Inspiring Writer Interview Iskandar Noe Jakob Sumardjo Jalaluddin Rumi James Joyce Jean-Paul Sartre Jiero Cafe Johann Sebastian Bach Johannes Brahms John H. McGlynn John Keats José de Espronceda Jostein Gaarder Kamran Dikarma Katrin Bandel Khalil Gibran (1883-1931) Koesoema Affandi Koh Young Hun Komunitas Deo Gratias Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias Koskow Kulya in the Niche of Philosophjy Laksmi Pamuntjak Laksmi Shitaresmi Lathifa Akmaliyah Laurencius Simanjuntak Leila S Chudori Leo Tolstoy Lontar Foundation Lorca Lord Byron Ludwig Tieck Luís Vaz de Camões Lutfi Mardiansyah Luthfi Assyaukanie M. Yoesoef M.S. Arifin Mahmoud Darwish Mahmud Ali Jauhari Mahmudi Maman S. Mahayana Marco Polo Martin Aleida Mathori A Elwa Max Dauthendey Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia Michael Kumpfmüller Michelangelo Milan Djordjevic Minamoto Yorimasa Modest Petrovich Mussorgsky Mozart Mpu Gandring Muhammad Iqbal Muhammad Muhibbuddin Muhammad Yasir Mulla Shadra Nenden Lilis A Nikmah Sarjono Nikolai Andreyevich Rimsky-Korsakov Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nizar Qabbani Noor H. Dee Notes Novel Pekik Nunung Deni Puspitasari Nurel Javissyarqi Octavio Paz Orasi Budaya Orhan Pamuk Pablo Neruda Panos Ioannides Patricia Pawestri Paul Valéry Paul van Ostaijen PDS H.B. Jassin Penerbit SastraSewu Percy Bysshe Shelley Pierre de Ronsard Poems Poetry Pramoedya Ananta Toer Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Setia Pyotr Ilyich Tchaikovsky R. Ng. Ronggowarsito (1802-1873) Rabindranath Tagore Radhar Panca Dahana Rainer Maria Rilke Rakai Lukman Rama Dira J Rambuana Read Ravel Rengga AP Resensi reviewer RF. Dhonna Richard Strauss Richard Wagner Ridha al Qadri Robert Desnos Robert Marcuse Ronny Agustinus Rosalía de Castro Ruth Martin S. Gunawan Sabine Müller Samsul Anam Santa Teresa Sapardi Djoko Damono Sara Teasdale Sasti Gotama Saut Situmorang Schreibinsel Self Portrait Nurel Javissyarqi by Wawan Pinhole Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Short Story Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Siwi Dwi Saputro Soeprijadi Tomodihardjo Sofyan RH. Zaid Solo Exhibition Rengga AP Sony Prasetyotomo Sri Wintala Achmad Stefan Zweig Stefanus P. Elu Subagio Sastrowardoyo Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syahruddin El-Fikri T.S. Eliot Taufik Ikram Jamil Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Tengsoe Tjahjono Thales The World Readers Award Tito Sianipar Tiya Hapitiawati To Take Delight Toeti Heraty Tunggul Ametung Ulysses Umar Junus Unknown Poet From Yugoslavia Usman Arrumy Utami Widowati Vladimir Nabokov W.S. Rendra Walter Savage Landor (1775-1864) Watercolour Paint Wawan Eko Yulianto Wawan Pinhole Welly Kuswanto Wildani Hefni William Blake William Butler Yeats Wizna Hidayati Umam World Letters X.J. Kennedy Yasraf Amir Piliang Yasunari Kawabata Yogas Ardiansyah Yona Primadesi Yuja Wang Yukio Mishima Z. Afif Zadie Smith Zeynita Gibbons